Pengertian Persediaan , Inventory atau Stock
"Silahkan kunjungi postingan pengertian persediaan dalam akuntansi untuk membaca artikel selengkapnya dengan klik link di atas."
30 min read
A. Pengertian umum
- Persediaan (Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak di semua bidang, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli barang yang siap untuk di jual.
- Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual.
Pengertian persediaan menurut Syakur (2009;125) sebagai berikut :
“Persediaan meliputi segala macam barang yang menjadi objek pokok aktivitas perusahaan yang tersedia untuk di olah dalam proses produksi atau di jual”.
“Persediaan meliputi segala macam barang yang menjadi objek pokok aktivitas perusahaan yang tersedia untuk di olah dalam proses produksi atau di jual”.
Pengertian persediaan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011;14.5),
persediaan diartikan sebagai berikut :
Persediaan adalah aset :
a. Tersedia untuk di jual dalam kegiatan usaha biasa
b. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk di gunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
persediaan diartikan sebagai berikut :
Persediaan adalah aset :
a. Tersedia untuk di jual dalam kegiatan usaha biasa
b. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk di gunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Persedian menurut Kieso, Weygant dan Warfield (2007;402) pengertian persediaan adalah :
“Inventory are asset items held for sale in the ordinary course of business or goods that will be used or consumed in the production of goods to be sold.”
“Inventory are asset items held for sale in the ordinary course of business or goods that will be used or consumed in the production of goods to be sold.”
Kutipan di atas jika diterjemahkan adalah :
“Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk di jual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan di gunakan atau di konsumsi dalam membuat barang yang akan di jual”.
“Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk di jual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan di gunakan atau di konsumsi dalam membuat barang yang akan di jual”.
Alasan diperlukannya Persediaan
- dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi dan untuk memindahkan produk dari suatu tingkat proses ke tingkat proses lainnya yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan
- alasan organisasi, untuk memungkinkan suatu unit membuat jadwal operasinya secara bebas tidak tergantung dari yang lainnya.
Sedangkan persediaan yang diadakan mulai dari bentuk bahan mentah sampai barang jadi antara lain berguna untuk dapat:
Manfaat adanya persediaan
- menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
- menghilangkan resiko dari materi yang dipesan berkualitas atau tidak baik sehingga harus dikembalikan.
- mengantisipasi bahwa bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
- mempertahankan aktivitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi
- mencapai penggunaan mesin yang optimal
- memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya agar keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi dengan memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut
- membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaannya atau penjualannya.
Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki
persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang
sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan
bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi
(siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.
Dalam perhitungan Rugi/Laba nilai persediaan (awal & akhir) mempengaruhi besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP).
HPP = PERSEDIAAN AWAL+ PEMBELIAN BERSIH – PERSEDIAAN AKHIR
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.
Dalam perhitungan Rugi/Laba nilai persediaan (awal & akhir) mempengaruhi besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP).
HPP = PERSEDIAAN AWAL+ PEMBELIAN BERSIH – PERSEDIAAN AKHIR
a. Inventory perusahaan dagang
Persediaan merupakan barang-barang yang dibeli oleh perusahaan
dengan tujuan untuk dijual kembali dengan tanpa mengubah bentuk dan
kualitas barang, atau dapat dikatakan tidak ada proses produksi sejak
barang dibeli sampai dijual kembali oleh perusahaan.
b. Inventory perusahaan industry
Pengertian persediaan untuk perusahaan industri adalah
barang-barang atau bahan yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan untuk
diproses lebih lanjut menjadi barang jadi atau setengah jadi atau
mungkin menjadi bahan baku bagi perusahaan lain, hal ini tergantung dari
jenis dan proses usaha utama perusahaan.
Misalnya : Perusahaan industri permintaan kapas, bahan
bakunya adalah kapas dari petani atau perkebunan, diolah menjadi benang,
benang merupakan barang jadi baginya. Sedangkan perusahaan industri
kain bahan bakunya adalah benang yang diolah menjadi kain sebagai barang
jadi, dan perusahaan industri pakaian jadi membutuhkan bahan baku kain
dan seterusnya.
Dengan gambaran diatas maka persediaan untuk
perusahaan-perusahaan manufaktur pada umumnya mempunyai tiga jenis
persediaan yaitu:
- Bahan baku (direct material)
- Barang dalam proses ( Work in proses)
- Barang jadi (Finished goods)
B. Jenis-jenis persediaan
a. Bahan baku
Barang persediaan milik perusahaan yang akan diolah lagi melalui proses produksi, sehingga akan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sesuai dengan kegiatan perusahaan. Besarnya persediaan bahan baku dipengaruhi oleh perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapat diandalkannya pihak Pemasok serta tingkat efisiensi penjadualan pembelian dan kegiatan produksi.
Barang persediaan milik perusahaan yang akan diolah lagi melalui proses produksi, sehingga akan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sesuai dengan kegiatan perusahaan. Besarnya persediaan bahan baku dipengaruhi oleh perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapat diandalkannya pihak Pemasok serta tingkat efisiensi penjadualan pembelian dan kegiatan produksi.
b. Barang dalam proses
Adalah barang yang masih memerlukan proses produksi untuk menjadi barang jadi, sehingga persediaan barang dalam proses sangat dipengaruhi oleh lamanya produksi, yaitu waktu yang dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk keproses produksi sampai dengan saat penyelesaian barang jadi. Perputaran persediaan bisa ditingkatkan dengan jalan memperpendek lamanya produksi. Dalam rangka memperpendek waktu produksi salah satu cara adalah dengan menyempurnakan tekhnik-tekhnik rekayasa, sehingga dengan demikian proses pengolahan bisa dipercepat. Cara laian adalah dengan membeli bahan-bahan dan bukan membuatnya sendiri.
Adalah barang yang masih memerlukan proses produksi untuk menjadi barang jadi, sehingga persediaan barang dalam proses sangat dipengaruhi oleh lamanya produksi, yaitu waktu yang dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk keproses produksi sampai dengan saat penyelesaian barang jadi. Perputaran persediaan bisa ditingkatkan dengan jalan memperpendek lamanya produksi. Dalam rangka memperpendek waktu produksi salah satu cara adalah dengan menyempurnakan tekhnik-tekhnik rekayasa, sehingga dengan demikian proses pengolahan bisa dipercepat. Cara laian adalah dengan membeli bahan-bahan dan bukan membuatnya sendiri.
c. Barang jadi
Adalah barang hasil proses produksi dalam bentuk final sehingga dapat segera dijual, pada persediaan ini besar kecilnya persediaan barang jadi sebenarnya merupakan masalah koordinasi produksi dan penjualan. Manajer keuangan dapat merangsang peningkatan penjualan dengan cara mengubah persyaratan kredit atau dengan memberikan kredit untuk resiko yang kecil (marginal risk). Tetapi tidak peduli apakah barang-barang tercatat sebagai persediaan atau sebagai piutang dagang, manajer keuangan harus tetap membiayainya. Sebenarnya perusahaan lebih suka menjualnya (dan tercatat sebagai piutang dagang), karena dengan demikian untuk menuju realisasi kas tinggal satu langkah saja. Dan laba potensial dapat menutup tambahan resiko penagihan piutang.
Adalah barang hasil proses produksi dalam bentuk final sehingga dapat segera dijual, pada persediaan ini besar kecilnya persediaan barang jadi sebenarnya merupakan masalah koordinasi produksi dan penjualan. Manajer keuangan dapat merangsang peningkatan penjualan dengan cara mengubah persyaratan kredit atau dengan memberikan kredit untuk resiko yang kecil (marginal risk). Tetapi tidak peduli apakah barang-barang tercatat sebagai persediaan atau sebagai piutang dagang, manajer keuangan harus tetap membiayainya. Sebenarnya perusahaan lebih suka menjualnya (dan tercatat sebagai piutang dagang), karena dengan demikian untuk menuju realisasi kas tinggal satu langkah saja. Dan laba potensial dapat menutup tambahan resiko penagihan piutang.
Dari uraian tersebut dapat kita artikan bahwa dalam proses akuntansi
persediaan, persediaan memerlukan adanya penilaian (valuation), karena
persediaan merupakan bagian dari cost yang akan dimatch dengan revenue,
dan akan menghasilkan income dan penyajian laporan arus kas.
Dengan melihat sifat-sifat dasar persediaan dalam hubungannya dengan kegiatan perusahaan dan tujuan serta konsep dasar akuntansi, maka persediaan merupakan input values. Metode tersebut merupakan salah astu konsep penilaian terhadap inventory yang akan menjadi dasar dalam penyajian di neraca.
Penekanan pembahasan tujuan teori akuntansi terhadap inventory, adalah menentukan alternative pedoman untuk mengevaluasi prosedur yang dapat memberikan penilaian (pengukuran) yang lebih baik dan memberikan informasi yang lebih baik tentang arus kas perusahaan dikemudian hari. Beberapa dasar pengukuran inventory dari segi kadar interpretasi dan revaluasi bagi pengambil keputusan investasi.
Dengan melihat sifat-sifat dasar persediaan dalam hubungannya dengan kegiatan perusahaan dan tujuan serta konsep dasar akuntansi, maka persediaan merupakan input values. Metode tersebut merupakan salah astu konsep penilaian terhadap inventory yang akan menjadi dasar dalam penyajian di neraca.
Penekanan pembahasan tujuan teori akuntansi terhadap inventory, adalah menentukan alternative pedoman untuk mengevaluasi prosedur yang dapat memberikan penilaian (pengukuran) yang lebih baik dan memberikan informasi yang lebih baik tentang arus kas perusahaan dikemudian hari. Beberapa dasar pengukuran inventory dari segi kadar interpretasi dan revaluasi bagi pengambil keputusan investasi.
C. Tujuan penilaian inventory
- Pertama adalah dalam upayanya untuk mematch cost terhadap revenue yang berkaitan, sehingga dihasilkan income, proses ini merupakan tujuan dasar akuntansi tradisional. Penekanan pada perhitungan net income yang didasarkan kepada revenue pada saat penjualan memerlukan adanya alokasi biaya ke peiode dimana revenue dilaporkan yaitu cost of goods sold. Sedangkan nilai inventory yang belum terjual akan dibawa ke periode berikutnya dalam laporan keuangan perusahaan. Jadi dalam proses pengukuran income sangat mirip dengan ciri-ciri umum pada penilaian prepaid expense dan aktiva tetap atau disebut penangguhan expenses, yaitu atas dasar input prices, kemudian untuk menentukan nilai cost of goods sold dapat juga dilakukan melalui perhitungan (rumus) yang lazim digunakan dalam persediaan. Namun demikian dalam keadaan tertentu persediaan dinilai berdasarkan output values (harga jual) untuk memperoleh penilaian income.
- Tujuan kedua pengukuran inventory lainnya adalah untuk menyajikan nilai barang-barang perusahaan didalam komponen neraca (laporan keuangan).
- Tujuan ketiga pengukuran inventory adalah membantu investor untuk memprediksi arus kas dikemudian hari, yaitu dipandang dari jumlah inventory sebagai resources yang akan mendukung arus kas dan jumlah inventory yang akan dijual kemudian hari dan akan mempengaruhi arus kas keluar.
D. Penentuan kuantitas persediaan
Untuk menentukan jumlah barang yang masih dikuasai oleh perusahaan pada suatu saat dapat ditentukan melalui beberapa cara yaitu:
Untuk menentukan jumlah barang yang masih dikuasai oleh perusahaan pada suatu saat dapat ditentukan melalui beberapa cara yaitu:
- Stock opname: perhitungan barang pada awal dan akhir periode yang dihitung, cara ini merupakan ketentuan yang harus dilakukan oleh manajemen untuk menentukan jumlah persediaan akhir, sebagai salah satu persyaratan memperoleh unqualified opinion.
- Menggunakan metode pencatatan perpetual.
- Menggunakan metode gabungan antara metode pencatatan perpetual dengan stock opname.
- Menggunakan metode penilaian berdasarkan hubungan agregatif, yaitu gross profit method dan realized inventory method.
Tujuan pokok akuntansi persediaan adalah menetapkan secara layak
hasil usaha selama satu periode dengan mengaitkan pendapatan terhadap
biaya untuk memperoleh dan mempertahankan penghasilan tersebut. Dalam
akuntansi persediaan harus ditentukan apakah suatu persediaan merupakan
beban atau merupakan aktiva. Jika persediaan telah terjual maka
persediaan tersebut akan dilaporkan sebagai beban atau merupakan
komponen dari harga pokok penjualan, sebaliknya jika persediaan tersebut
masih merupakan milik perusahaan (belum terjual) maka akan dilaporkan
sebagai aktiva lancar perusahaan.
Menurut PSAK no 14, jika barang dalam persediaan di jual, maka nilai
tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode
diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Proses pengakuan nilai
tercatat persediaan yang telah dijual sebagai beban menghasilkan
pengaitan (matching) beban dengan pendapatan. Oleh karena itu dalam
menentukan besarnya laba harus dihitung terlebih dahulu besarnya harga
pokok penjualan. Persediaan yang dibeli atau ibuat selama suatu periode
ditambahkan ke persediaan awal dan jumlah biaya persediaan ini disebut
dengan harga pokok barang tersedia untuk dijual. Pada akhir periode
akuntansi, jumlah biaya yang tersedia untuk dijual dialokasikan antara
persediaan yang masih tersisa (dicatat di neraca sebagai aktiva) dan
persediaan yang dijual selama periode (dilaporkan dalam laba rugi
sebagai biaya, harga pokok penjualan). Secara ringkas dapat kita
ilustrasikan
sebagai berikut:
PERHITUNGAN PT XYZ
Penjualan barang dagangan XXX
Harga pokok penjualan terdiri dari:
Persediaan 1 Jan 2003 XXX
Pembelian XXX
(Retur pembelian) (XXX)
(Potongan pembelian) (XXX)
Pembelian bersih XXX
Persediaan tersedia untuk dijual XXX
Persediaan 31 Des 2003 (XXX)
Harga pokok penjualan barang dagangan (XXX)
Laba/(Rugi) kotor XXX
Dalam menentukan harga perolehan dan harga pokok persediaan akan dipengaruhi oleh sistem pencatatan dan system penilaian persediaan yang digunakan oleh perusahaan.
PT MAKMUR BERSAMA
LAPORAN LABA/RUGI
PERIODE DESEMBER 2015
Penjualan barang dagangan
|
1,000,000
|
100%
|
||
Harga pokok penjualan terdiri dari:
|
||||
Persediaan 1 Jan 2015
|
700,000
|
|||
Pembelian
|
300,000
|
|||
Potongan pembelian
|
(30,000)
|
|||
Retur Pembelian
|
(20,000)
|
|||
Pembelian
bersih
|
250,000
|
|||
Persediaan tersedia untuk dijual
|
950,000
|
|||
Persediaan 31 Desember 2015
|
(450,000)
|
|||
Harga Pokok penjualan barang dagangan
|
500,000
|
50%
|
||
Laba / Rugi Kotor
|
500,000
|
50%
|