Biografi Alan Budikusuma dan Prestasi Gemilangnya di Olimpiade

"Silahkan kunjungi postingan Biografi Alan Budikusuma dan Prestasi Gemilangnya di Olimpiade untuk membaca artikel selengkapnya dengan klik link di atas"

3 min read
Biografi Alan Budikusuma dan Prestasi Gemilangnya di Olimpiade - Berbicara tentang bulutangkis, tidak lengkap rasanya kalau kita tidak membahas tentang Alan Budikusuma. Tunggal putra Indonesia ini berhasil menjuarai Olimpiade Barcelona dan mempersembahkan emas untuk Indonesia setelah terakhir tahun 1972.

Itu hanya sekilas tentang Alan Budikusuma. Bagaimana kisah Alan Budi Kusuma yang lebih detail? Hari ini kita akan bahas tentang pemain bulutangkis Indonesia yang dikenal sebagai atlet yang bisa belajar dari kekalahan ini.

Biografi Alan Budikusuma dan Prestasi Gemilangnya di Olimpiade


Biografi Alan Budikusuma Sang Peraih Medali Emas Olimpiade 1992
Biografi Alan Budikusuma Sang Peraih Medali Emas Olimpiade 1992 - Sport Okezone

Nama lengkap : Alexander Alan Budikusuma Wiratama
Lahir : Surabaya, 29 Maret 1968
Tinggi : 1,79 m
Peringkat tertinggi : 1
Pasangan : Susi Susanti
Anak : Lourencia Averina, Albertus Edward, Sebastianus Frederick

Alan Budikusuma lahir di Surabaya pada tahun 1968 dan mulai bermain bulutangkis pada usia 7 tahun. Totalitas orang tuanya untuk menjadikan Alan seorang atlet bulutangkis dibuktikan dengan membawa Alan bergabung ke klub Rajawali Surabaya.

Tahun 1983, pada usia 15 tahun, Alan terus berusaha mewujudkan mimpinya dengan meninggalkan Surabaya menuju Kudus untuk bergabung ke klub PB Djarum. Seperti diketahui bahwa PB Djarum adalah klub elit yang sudah mencetak atlet-atlet profesional Indonesia, bahkan sampai hari ini.

Tekadnya untuk menjadi pemain bulutangkis seperti Rudy Hartono membuat Alan Budikusuma berlatih disiplin. Hasilnya terbukti ketika Alan Budikusuma mulai mencatatkan prestasi ketika menjadi juara di turnamen Jakarta Open pada cabang tunggal putra junior pada tahun 1985.

Tahun 1987, Alan yang pada usia yang ke 19 tahun bersama dengan rekan-rekannya Ardy B. Wiranata, dan Hermawan Susanto dipanggil oleh PBSI. Tak lama bagi Alan untuk membuktikan kualitasnya sebagai atlet bulutangkis hebat Indonesia dengan menjuarai Thailand Open pada tahun 1989.

Alan Budikusuma sering diturunkan untuk membela Tim Piala Thomas Indonesia mulai tahun 1988 sampai 1998.

Bukan berarti karier Alan Budikusuma mulus dan mudah melenggang. Sempat puasa gelar pada awal 1990-an, kalah dari Arya B. Wiranata di All England 1992 dan kalah dalam pertandingan final Piala Thomas 1992 di Kuala Lumpur.

Kekalahan dalam piala Thomas tersebut membuat Alan dikucilkan lewat berbagai artikel koran. Masyarakat mulai meragukan kiprah Alan dalam mengharumkan nama Indonesia.

Namun tidak surut sampai di situ, Alan Budikusuma akhirnya membuktikan bahwa ia mampu. Alan menjawab keraguan masyarakat dengan mempersembahkan medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade Barcelona pada tahun 1992.

Sejak pertandingan pertama di Olimpiade Barcelona 1992, Alan Budikusuma mudah mengalahkan wakil asal Singapura. Dilanjutkan dengan pertandingan-pertandingan lainnya sampai ke babak semifinal dan berhasil menyingkirkan wakil Korea Selatan.

Di babak final inilah, pertandingan sengit antara Alan Budikusuma dan Arya B. Wiratama tersaji. Setelah pertandingan dengan kejar mengejar poin, akhirnya Alan Budi Kusuma memenangkan pertandingan.

Menariknya, Susi Susanti yang saat itu berpacaran dengan Alan juga memenangkan tunggal putri dan mempersembahkan medali emas untuk Indonesia. Karena itulah, melekat julukan "Pasangan Olimpiade" pada kedua legenda bulutangkis Indonesia ini.

Kemenangan atas Ardy B. Wiranata pada final Olimpiade Barcelona juga memberikan isyarat bahwa Alan adalah atlet yang belajar dari kekalahan.

Prestasi-prestasi berikutnya terus ditorehkan oleh Alan dengan menjuarai Malaysia Open 1995
dan juara Indonesia Open 1993.

Selain itu, dalam Final Piala Thomas 1996 di Hongkong, ia juga menjadi penentu kemenangan Tim Indonesia atas Denmark 5-0 tanpa balas.

Setelah Olimpiade Atlanta 1996, Alan Budikusuma akhirnya pensiun dari dunia bulutangkis. Tahun 1997, Alan menikah dengan Susi Susanti.

Pertengahan 2002, Alan bersama Susi mendirikan Astec (Alan-Susi Technology), sebuah perusahaan yang memproduksi raket dengan merek mereka sendiri.

Dedikasi Alan dan Susi dalam dunia bulutangkis tidak berhenti setelah mereka pensiun. Hal ini dibuktikan dengan menjadikan Astec sebagai ladang untuk mencari bibit muda berbakat dengan menggelar turnamen sekaligus sponsor salah satu klub bulutangkis di Indonesia.

Prestasi Susi Susanti dan Alan Budikusuma sebagai legenda bulutangkis Indonesia akan kembali dikenang dengan hadirnya film Susi Susanti: Love All.

Di tahun 2019 ini, film tentang Susi Susanti yang berjudul Susi Susanti: Love All akan segera ditayangkan. Dalam film ini, Laura Basuki dan Dion Wiyoko akan berperan sebagai Susi Susanti dan Alan Budikusuma.

Prestasi Alan Budikusuma

  • Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992
  • Juara Malaysia Open 1995
  • Juara Indonesia Open 1993
  • Juara Invitasi Piala Dunia 1993
  • Juara German Open 1992
  • Juara China Open 1991
  • Juara Thailand Open 1989 dan 1991
  • Juara Dutch Open 1989

Penghargaan

  • Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama
Itulah prestasi-prestasi dan penghargaan membanggakan Alan Budikusuma yang telah mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992 dengan mempersembahkan medali emas. Semoga kish Alan Budikusuma bisa menginspirasi kita untuk terus belajar dari kekalahan.

Lihat juga Biografi Taufik Hidayat

Demikianlah biografi Alan Budikusuma sang peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 lengkap dengan prestasinya. Semoga bermanfaat!

Referensi Wikipedia
Posting Komentar