Macam-macam Model Pembelajaran Kreatif

"Macam-macam model pembelajaran yang paling efektif dan dibutuhkan guru untuk menciptakan ruang belajar yang lebih aktif dan kreatif."

18 min read
Macam-macam Model Pembelajaran Kreatif  - Sebagai pengajar, terutama di ruang kelas seperti guru, menerapkan metode pembelajaran yang biasa tentu akan sangat membosankan. Karena itu dibutuhkan pendekatan pembelajaran kreatif yang terbaik di segala kondisi dan keadaan untuk mengatasi rasa jenuh di kelas.

Macam-macam Model Pembelajaran Kreatif
Macam-macam Model Pembelajaran Kreatif 

Namun perlu diketahui bahwa tidak ada model pembelajaran yang benar-benar ampuh untuk membuat pelajaran di kelas terasa lebih menarik. Karena itu adalah sebuah sistem yang saling terkait satu sama lain, seperti materi, alat peraga, guru dan siswa itu sendiri.

Oleh sebab itu, guru sebagai pengajar dituntut untuk memiliki gaya mengajar dengan kreativitas yang tinggi untuk bisa menguasai kelas dan membuat siswa tertarik dengan materi yang dibahas, bukan karena terpaksa namun memang karena exited.

Dan tepat sekali karena pada hari ini kita akan membahas macam-macam model pembelajaran terbaik yang bisa diterapkan agar suasana mengajar di kelas lebih hidup dan siswa lebih tertarik.

Latar Belakang Model Pembelajaran


Banyak yang beranggapan bahwa siswa-siswi zaman now, generasi milenial lebih suka bermain gadget dari pada belajar. Namun sebenarnya bukan itu masalah utamanya.

Masalah yang kita hadapi sebagai guru sebenarnya bukanlah siswa yang malas. Bagi sebagian besar siswa, belajar adalah hal yang membosankan.

Mulai dari SD, SMP, SMA sampai universitas, kita tidak pernah lepas dari yang namanya pembelajaran. Sepanjang hari kita selalu menghadapi metode pembelajaran yang sama dan tidak mengasyikkan selama bertahun-tahun.

Jangankan di SD, di perguruan tinggi aja, jujur banyak pengajar/dosen yang tidak bisa menerapkan model pembelajaran yang menarik. Alhasil, kelas menjadi membosankan karena tidak adanya informasi baru yang bisa didapatkan oleh siswa sebagai pendengar ceramah.

Tidak sedikit juga pengajar yang sudah menerapkan metode pembelajaran modern dengan didukung alat-alat canggih seperti proyektor untuk presentasi tapi tetap saja membosankan. Alatnya aja yang canggih, tapi informasi yang diberikan bukanlah informasi baru dan menarik.

Bukannya presentasi seperti Steve Jobs, malah seperti robot yang mengikuti alur slide powerpoint yang isinya bukan poin-poin penting tapi lebih kepada pembahasan yang membuat pendengar harus membaca slide yang panjang juga.

Untuk itulah, dibutuhkan model pembelajaran terpadu yang efektif oleh guru dalam mengajar dan menyampaikan materi pelajaran yang unik dan tidak biasa.

Bagaimana membuat siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran di kelas? Dan bukan karena wajib?

Tentu Anda sebagai guru harus mampu mempromosikan materi yang baik dan benar tidak kalah dari sales bisnis MLM.

Untuk memulai membahas seputar macam-macam metode modelling pembelajaran, ingat kata-kata ini:

"Anda dapat menggiring paksa kuda ke sungai, tapi Anda tidak akan bisa memaksa kuda tersebut minum air dari sungai."

Satu-satunya cara adalah dengan membuat kuda tersebut haus.

Begitupun dengan pelajaran, jangan biarkan Anda ditakuti sebagai guru tapi berharaplah bagaimana Anda membua kelas menarik dan membuat murid Anda haus akan materi yang akan disampaikan.

Sama halnya dengan membaca. Banyak yang bilang kalau minat baca orang Indonesia sangat rendah. Sebenarnya tidak juga, tapi tergantung seberapa menarik bacaan itu. Begitu juga dengan sinetron, Anda akan meninggalkan sinetron yang tidak sesuai dengan apa yang Anda inginkan.

Pengertian Model Pembelajaran


Metode pembelajaran adalah sebuah strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membuat kelas lebih menarik dan tidak membosankan namun tetap mengedepankan cara mencapai tujuan pembelajaran.

Intinya, guru dituntut untuk menggunakan model pembelajaran yang tidak biasa. Jika selama ini modelnya hanya ceramah dan diskusi yang tidak jelas arahnya, maka hari ini model pembelajaran yang menarik adalah dengan bermain games.

Masih banyak guru yang lebih fokus ke materi sehingga terasa sangat membosankan. Padahal dengan sedikit permainan, model pembelajaran akan lebih menarik dan tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai saat siswa exited mengikuti pelajaran yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dengan mudah dicapai.

Selain permainan, untuk mencapai metode pembelajaran yang menarik juga dibutuhkan alat peraga dan penyajian materi yang yang tidak biasa namun tetap berkualitas.

Fungsi Model Pembelajaran


Sebelum masuk ke macam-macam model pembelajaran, ada baiknya kita mengenal fungsi dan manfaat metode pembelajaran.

Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik dan menarik. Di sini guru harus mampu merancang sistem pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa-siswa di sekolah.

Tujuan utama dari model pembelajaran sebenarnya sederhana, yaitu bagaimana mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang mudah dan menyenangkan tanpa paksaan.

Ciri-ciri Model Pembelajaran


Istilah model pembelajaran memiliki makna yang jauh lebih luas dari pada sekedar strategi, metode atau prosedur.

Dikutip dari Wikipedia, model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus, yaitu:
  1. Rasional teoritik yang logis, disusun oleh para pencipta dan pengembangnya.
  2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
  3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
  4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Kadir dan Nur, 2009:0).

Macam-macam Model Pembelajaran


Apa saja macam-macam model pembelajaran? Berikut ini beberapa jenis model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru di sekolah untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menarik.

1. Examples Non Examples


Sesuai dengan namanya, model pembelajaran examples non examples menggunakan contoh-contoh dalam penyajian materinya.

Langkah-langkah metode pembelajaran examples non examples adalah sebagai berikut.

  1. Guru mempersiapkan gambar yang relevan dengan tujuan pembelajaran
  2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan di OHP
  3. Guru memberi petunjuk kemudian membiarkan siswa untuk menganalisa gambar
  4. Membuat kelompok diskusi 2 atau 3 orang yang hasil diskusinya dituliskan pada sebuah kertas.
  5. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusinya.
  6. Dari hasil diskusi tersebut, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
  7. Guru menyampaikan kesimpulan.

2. Numbered Heads Together (NHT)


NHT termasuk pendekatan pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah penerapan sebagai berikut.
  1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.
  2. Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor tertentu.
  3. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok.
  4. Kelompok mendiskusikan jawaban yang tepat dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok mengerti tugas yang diberikan.
  5. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor tertentu tadi untuk melaporkan hasil diskusi.
  6. Hasil laporan ditanggapi teman yang lain kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
  7. Guru menyampaikan kesimpulan.

3. Cooperative Script


Model pembelajaran cooperative script adalah sebuah strategi pembelajaran kelompok berpasangan sebangku dengan langkah-langkah sebagai berikut.
  1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
  2. Guru memberikan materi kepada setiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
  3. Guru dan siswa menetapkan siswa yang akan menjadi pembicara pertama dan yang akan menjadi pendengar.
  4. Pembicara membacakan ringkasannya secara lengkap dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
  5. Pendengar menyimak dan mengoreksi serta menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.
  6. Jadi, pendengar membantu mengingat dan menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkannya dengan materi yang berkaitan.
  7. Bertukar peran, yang awalnya pembicara menjadi pendengar dan sebaliknya.
  8. Kesimpulan oleh siswa dan guru.

4. Student Teams Achievement Divisons (STAD)


STAD adalah model pembelajaran kooperatif tim siswa kelompok prestasi (Slavin, 1995). Di sini siswa dibagi ke dalam kelompok dan diberi bahan belajar berupa LKS atau modul. Setelah itu, setiap kelompok mempresentasikan materi mereka sehingga terjadi diskusi di kelas.

Selain itu, juga terdapat kuis individu dan tugas kelompok. Nantinya, mereka yang mendapatkan skor tertinggi akan diberikan reward.

Berikut langkah-langkah metode pembelajaran STAD.

  1. Guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa campuran sesuai dengan prestasi, jenis kelamin dan lain-lain.
  2. Guru menyajikan pelajaran.
  3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan anggota-anggota kelompok. Setiap anggota yang sudah mengerti mengajarkan pada anggota lainnya sampai semua anggota mengerti.
  4. Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa dan menjawab secara sendiri dan tidak boleh bekerja sama lagi.
  5. Memberi evaluasi.
  6. Kesimpulan

5. Jigsaw


Jigsaw adalah metode pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah oleh guru-guru kreatif dan cukup menarik perhatian siswa untuk belajar. Dengan model ini, murid-murid akan berkompetisi dengan ketat untuk dapat bertahan.

Berikut ini langkah-langkah model pembelajaran jigsaw.

  1. Siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 4 orang.
  2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
  3. Tiap orang dala tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
  4. Anggota dari tim yang berbeda telah mempelajari bagian atau sub bab yang sama dan berhadapan dalam kelompok baru, yaitu kelompok ahli untuk mendiskusikan sub bab mereka.
  5. Setelah selesai diskusi, sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang materi yang mereka kuasai.
  6. Tiap tip ahli mempresentasikan hasil diskusi.
  7. Guru memberi evaluasi.
  8. Penutup.

6. Problem Based Introduction (PBI)


Model PBI adalah model pembelajaran yang dimulai dari memperkenalkan masalah dan apa saja yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.

Berikut ini langkah-langkah metode pembelajaran PBI.

  1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
  2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
  3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
  4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
  5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

7. Artikulasi


Model pembelajaran artikulasi dimulai dari penyampaian kompetensi, sajian materi, dan bentuk kelompok berpasangan sebangku. Siswa secara bergantian akan menyampaikan materi yang baru diterimanya kepada pasangannya.

Berikut ini langkah-langkah model pembelajaran artikulasi.

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
  3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
  4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
  5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
  6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.
  7. Kesimpulan/penutup.

8. Mind Mapping


Pembelajaran mind mapping bertujuan untuk mereview pengetahuan awal siswa. Berikut prosedur penerapan model mind mapping:
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
  3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
  4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
  5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
  6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

9. Make a Match


Metode pembelajaran make a match adalah metode mencari pasangan. Untuk cara praktiknya, berikut ini langkah-langkah menerapkan model pembelajaran Make a Match.
  1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
  2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
  3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
  4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban).
  5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
  6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
  7. Demikian seterusnya.
  8. Kesimpulan/penutup.

10. Think Pair and Share (Frank Lyman, 1985)


Model pembelajaran yang satu ini membuat siswa harus berpikir tentang materi atau permasalahan yang sedang dibahas dan mendiskusikannya dalam kelompok.

Berikut ini langkah-langkah modelling pembelajaran think pair and share.

  1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.
  3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
  4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.
  5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.
  6. Guru memberi kesimpulan.
  7. Penutup.

11. Debate


Model pembelajaran debat adalah salah satu yang paling menarik. Agar lebih menarik, biasanya kita akan membahas materi pro dan kontra di mana yang pro harus tetap pro meskipun sebenarnya tidak setuju dengan yang sesungguhnya. Di sini siswa belajar mempertahankan argumen dan belajar berpendapat dengan alasan yang cukup logis.

Berikut ini cara menerapkan model pembelajaran debate.

  1. Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra.
  2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas.
  3. Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
  4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
  5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap.
  6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

12. Role Playing


Model pembelajaran role playing dimulai dari skenario yang dibuat oleh guru yang langkah-langkahnya sebagai berikut.
  1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
  2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM.
  3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
  4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
  5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.
  6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.
  7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.
  8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
  9. Guru memberikan kesimpulan secara umum.
  10. Evaluasi.
  11. Penutup.

13. Group Investigation (Sharan, 1992)


GI atau Group Investigation sesuai namanya adalah jenis metode pembelajaran yang memberikan kepada setiap kelompok yang telah dibagi untuk menyelidiki dan menginvestasikan suatu kasus.

Berikut ini langkah-langkah menerapkan model pembelajaran GI.

  1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.
  2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
  3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain.
  4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secarakooperatif yang bersifat penemuan.
  5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
  6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
  7. Evaluasi.
  8. Penutup.

14. Talking Stick


Pernah lihat permainan atau games membentuk lingkaran dan menyanyi? Yang ada tongkat atau spidol/pulpen yang berputar sampai lagu habis? Yups! Seperti itulah model pembelajaran talking stick.

Berikut ini langkah-langkah metode talking stick di kelas.

  1. Guru menyiapkan sebuah tongkat.
  2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
  3. Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya.
  4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
  5. Guru memberikan kesimpulan.
  6. Evaluasi.
  7. Penutup.

15. Bertukar Pasangan


Langkah-langkah metode pembelajaran bertukar pasangan adalah sebagai berikut.
  1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
  2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
  3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
  4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
  5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.

16. Snowball Throwing


Metode pembelajaran yang juga cocok diterapkan di kelas yang sangat menarik adalah snowball throwing yang langkah-langkahnya sebagai berikut.
  1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
  2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
  3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
  4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
  5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.
  6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
  7. Evaluasi.
  8. Penutup.

17. Student Facilitator and Explaining


Modelling pembelajaran student facilitator and explaining ini adalah model belajar dengan cara membuat siswa mengembangkan dan menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada siswa lainnya.

Berikut langkah-langkah metode pendekatan pembelajaran student facilitator and explaining.
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.
  3. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep.
  4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
  5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
  6. Penutup.

18. Course Review Horay


Model pembelajaran course review horay ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.
  3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab.
  4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa.
  5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x).
  6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya.
  7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh.
  8. Penutup.

19. Demonstration


Modelling pembelajaran demonstration ini Khusus untuk pelajaran dengan materi yang memerlukan media peragaan atau eksperimen.

Berikut langkah-langkah model pembelajaran demonstration.

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.
  3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.
  4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.
  5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.
  6. Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan.
  7. Guru membuat kesimpulan.

20. Picture and Picture


Model pembelajaran picture and picture menggunakan media pembelajaran yang tidak terpisahkan dengan gambar dan gambar.

Berikut prosedur modelling pembelajaran picture and picture.

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Menyajikan materi sebagai pengantar
  3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
  4. Guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian untuk memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
  5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
  6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
  7. Kesimpulan/rangkuman.

21. Explicit Instruction


Model pembelajaran explicit instruction adalah sebuah metode pembelajaran langsung untuk mengembangkan cara belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.

22. Cooperative Integrated, Reading, And Composition (CIRC)


CIRC dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif dalam kelompok.

Berikut ini langkah-langkah model belajar CIRC.

  1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
  2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
  3. Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas.
  4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
  5. Guru membuat kesimpulan bersama.
  6. Penutup.

23. Inside Outside Circle (IOC)


IOC adalah sebuah model pembelajaran dengan sistem lingkaran kecil lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.

Berikut ini strategi penerapan model pembelajaran IOC.

  1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.
  2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam.
  3. Dua orang peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.
  4. Kemudian peserta didik yang berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
  5. Sekarang giliran peserta didik yang berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya.

24. Tebak Kata


Tebak kata adalah salah satu model pembelajaran interaktif yang menarik dan menggunakan media belajar berupa kartu.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini cara pendekatan model pembelajaran tebak kata di kelas.
  1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
  2. Guru menyuruh peserta didik berdiri berpasangan di depan kelas.
  3. Seorang peserta didik diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang peserta didik yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga. Peserta didik yang membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10 x 10 cm. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan tsb.
  4. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan, peserta didik boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
  5. Dan seterusnya.

25. Tari Bambu


Tari bambu adalah model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur. Strategi ini cocok untuk bahan ajar yang memerlukan pertukaran pengalaman dan pengetahuan antar siswa.

Langkah-langkah model pembelajaran tari bambu adalah sebagai berikut.

Sebagian siswa berdiri berjajar di depan kelas atau di sela bangku-meja dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa opertama, siswa yang berhadapan berbagi pengalaman dan pengetahuan, siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujuug lainnya pada jajarannya, dan kembali berbagai informasi.

26. Koperatif / Cooperative Learning (CL)


Metode koperatif menggunakan komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif kelompok. Model pembelajaran ini sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain dan memiliki tanggung jawab bersama dalam pembagian tugas.

Berikut ini langkah-langkah modelling pembelajaran koperatir.

  1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
  2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
  3. Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas.
  4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
  5. Guru membuat kesimpulan bersama.
  6. Penutup.

27. Word Squake


Berikut ini adalah langkah-langkah modelling pembelajaran Word Squake.
  1. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh.
  3. Peserta didik menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
  4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.

28. Scramble


Model pembelajaran scrambel adalah model pembelajaran yang cukup menarik.

Adapun media yang digunakan untuk menerapkan metode ini adalah sebagai berikut.
  1. Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Buat jawaban yang diacak hurufnya.
Berikut ini langkah-langkah modelling pembelajaran scramble.
  1. Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Membagikan lembar kerja sesuai contoh.
  3. Siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.

29. Take and Give


Take and give menjadi salah satu model pembelajaran guru yang bisa juga dicoba di sekolah. Langkah-langkahnya sebagai berikut.
  1. Siapkan kelas sebagaimana mestinya.
  2. Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
  3. Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap peserta didik diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit.
  4. Semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling memberi informasi. Tiap peserta didik harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh.
  5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give).
  6. Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan peserta didik pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
  7. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan.
  8. Kesimpulan.

30. Concept Sentence


Langsung saja, berikut langkah-langkah model pembelajaran concept sentence:
  1. Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai.
  2. Guru menyajikan materi secukupnya.
  3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen.
  4. Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.
  5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.
  6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh Guru.
  7. Kesimpulan.

31. Complete Sentence


Berikut ini adalah langkah-langkah menerapkan model pembelajaran complete sentence.
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Guru menyampaikan materi secukupnya atau peserta didik disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya.
  3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen.
  4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap (lihat contoh).
  5. Peserta didik berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
  6. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok
  7. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta didik membaca sampai mengerti atau hapal.
  8. Kesimpulan.

32. Time Token


Model ini digunakan (Arebds, 1998) untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Bisa dikatakan model pembelajaran ini sebagai salah satu yang terbaik yang bisa diterapkan guru agar membuat suasana kelas lebih aktif.

Berikut ini langkah-langkah model pembelajaran time token.

  1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL).
  2. Tiap peserta didik diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap peserta didik diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
  3. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang peserta didik diserahkan. Setiap bebicara satu kupon.
  4. Peserta didik yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.
  5. Dan seterusnya.

33. Keliling Kelompok


Model pembelajaran ini bertujuan agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya.

Berikut ini langkah-langkah model pembelajaran keliling kelompok.

  1. Salah satu peserta didik dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan.
  2. Peserta didik berikutnya juga ikut memberikan kontribusi-nya.
  3. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan.

34. Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray)


Berikut ini pola model pembelajaran dua tinggal dua tamu atau TS-TS.
  1. Peserta didik bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang.
  2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain
  3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka.
  4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
  5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.

35. Pair Check


Berikut ini adalah langkah-langkah model pembelajaran pair check.
  1. Bekerja berpasangan, Guru membentuk tim berpasangan berjumlah 2 (dua) peserta didik. Setiap pasangan Mengerjakan soal yang pas sebab semua itu akan membantu melatih
  2. Pelatih mengecek. Apabila patner benar pelatih memberi kupon.
  3. Bertukar peran. Seluruh patner bertukar peran dan mengurangi langkah 1 – 3
  4. Pasangan mengecek, Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan jawaban.
  5. Penegasan guru. Guru mengarahkan jawaban/ide sesuai konsep.
Sampai di sini saja dulu tentang macam-macam model pembelajaran yang efektif di kelas yang cocok diterapkan oleh guru. Perlu diketahui bahwa setiap jenis model pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Karena itu, guru dituntut untuk kreatif dan dapat menyesuaikan model pembelajaran yang benar-benar efektif dan cocok untuk siswanya. Karena ada model pembelajaran yang sangat interaktif tapi tidak didukung oleh media belajar atau fasilitas yang ada.

Tapi itu bukan hambatan yang dapat membatasi model pembelajaran diterapkan di kelas.

Dari pada menggunakan metode belajar seperti ceramah, akan lebih menarik jika ada model belajar yang tidak biasa. Umumnya modelling pembelajaran kelompok berbasis praktikum adalah yang paling disukai siswa. 

Tapi perlu diperhatikan bahwa sebuah model pembelajaran tujuan utamanya bukanlah untuk membuat kelas lebih hidup tapi lebih ke hasil akhirnya, yaitu tujuan yang hendak dicapai dari suatu materi.

Evaluasi:

Mengapa model pembelajaran perlu diterapkan?

Sekolah sebagai rumah kedua murid harus mampu memberikan kenyamanan berupa ruang belajar yang efektif dan mudah diterima. Dan masalah dari dulu sampai hari ini adalah kurangnya kreatifitas guru dalam mengajar.

Sebenarnya setiap guru memiliki kemampuan yang cukup untuk menerapkan model pembelajaran yang efektif dan disukai oleh siswa. Tapi sayang, biasanya guru lebih fokus ke silabus yang sesuai kurikulum.

Apakah itu salah?

Tentu tidak karena mencapai kurikulum adalah tujuan akhir dari pembelajaran. Tapi caranya aja yang kurang menarik dan terkadang membatasi gaya mengajar guru.

Karena itu, pentingnya model dan strategi pembelajaran adalah komponen yang dibutuhkan hari ini untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih menyenangkan.

Terakhir, mari ciptakan suasana belajar di kelas yang kreatif dan inovatif dan tidak biasa agar suasana kelas lebih aktif dengan model-model pembelajaran di atas.

Demikianlah materi macam-macam model pembelajaran kreatif yang bisa dikembangkan lagi oleh guru agar lebih kreatif dan inovatif. Semoga bermanfaat!

Referensi

http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/macam-macam-model-pembelajaran.html
Posting Komentar