Apa itu Buta Warna?

"Silahkan kunjungi postingan Apa itu Buta Warna? untuk membaca artikel selengkapnya dengan klik link di atas."

5 min read

Apa itu Buta Warna?


Apa itu Buta Warna?
Apa itu Buta Warna?

Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu yang disebabkan oleh faktor genetis.

Pada retina manusia normal terdapat dua jenis sel sensitif terhadap cahaya, yaitu sel batang (rod cell) yang aktif pada cahaya rendah, kemudian sel kerucut (cone sell) yang aktif pada cahaya yang intensitasnya tinggi (terang). Sel kerucut inilah yang membuat kita dapat melihat warna-warna dan membedakan warna (Yanuarita, 2011).

Buta warna dibagi menjadi 2 bagian, yaitu buta warna total dan buta warna parsial, dimana pada buta warna total seseorang hanya melihat semua warna menjadi hitam dan putih saja, sedangkan pada buta warna parsial, seseorang mengalami kesulitan dalam membedakan warna tertentu seperti merah, hijau dan biru (Wikipedia, 2016).

Penderita Buta Warna di Dunia


Jika dibandingkan dengan perempuan, umumnya laki-laki lebih banyak ditemukan buta warna dengan perbandingan 20:1. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Eropa dimana sekitar 8-12% pria mengalami buta warna sedangkan perempuan hanya 0,5-1% (Rahmadi Kurnia, 2009).

Di Indonesia, jumlah penyandang buta warna meningkat setiap tahunnya. Dari total penduduk yang berjumlah 255 juta jiwa, sebanyak 0,7% mengalami kelainan genetika yang penyandangnya tidak mampu membedakan tingkat gradasi suatu warna (Rizza Afkarina, Moechammad Sarosa, dan Hudiono, 2017).

Penyebab Buta Warna


Buta warna merupakan kelainan genetika yang diturunkan dari orang tua ke anaknya. Kelainan ini dibawa oleh kromoson X sedangkan kromoson Y tidak membawa faktor buta warna.

Pada laki-laki terdapat satu kromosom X yang jika terjadi kelainan dapat mengakibatkan buta warna. Sedangkan pada perempuan, buta warna terjadi jika gen resesif buta warna diturunkan dari kedua orang tuanya bersifat homozigot, yaitu dari ayah dan ibunya.

Hal inilah yang menjadi penyebab buta warna lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada perempuan.

Jenis-jenis Buta Warna


Buta warna dapat diklasifikasikan dalam 3 jenis, yaitu:
  1. Triokomasi, yang terdiri dari:
    1. Protanomali, sulit mengenal warna merah
    2. Deuteromali, sulit mengenal warna hijau
    3. Tritanomali, sulit mengenal warna biru
  2. Dikromasi, yang terdiri cari 3 macam, yaitu:
    1. Protanopia, atau buta warna merah
    2. Deuteranopia, atau buta warna hijau
    3. Tritanopia, atau buta warna biru
  3. Monokromasi, atau buta warna total, dibedakan atas 2 jenis, yaitu:
    1. Monokromasi batang (akromatopsia)
    2. Monokromasi kerucut.

Dampak Buta Warna


Hal yang unik dari buta warna adalah tidak ada ciri-ciri khusus seperti kelainan lainnya. Umumnya orang yang mengalami buta warna tidak menyadari keadaannya sebelum melakukan tes buta warna. Mereka tetap dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari seperti orang dengan mata normal.

Masalah yang timbul kemudian adalah banyak yang kehilangan peluang masuk ke perguruan tinggi atau mendapatkan pekerjaan karena mengalami buta warna.

Tentu saja ini sangat mengecewakan dan tidak sedikit yang putus asa karena gagal tes buta warna. Kegagalan ini diperparah dengan semua persiapan, baik dari segi waktu dan materi yang seakan sia-sia.

Solusi untuk Buta Warna


Sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat memberikan solusi terkait obat atau cara menyembuhkan buta warna. Atau dengan berat hati buta warna adalah kelainan yang masih bersifat permanen. Setidaknya untuk saat ini, masa depan siapa yang tahu kan?

Tapi tidak perlu berkecil hati karena pada dasarnya buta warna tidak mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan para penderitanya. Terkecuali hanya ketika mereka gagal menggapai impiannya karena masalah buta warna.

Saat ini yang diperlukan adalah mendeteksi buta warna sedini mungkin, sejak masih anak-anak. Tujuannya adalah agar setiap orang dapat mengembangkan minatnya di bidang yang tidak berhubungan dengan tes buta warna di kemudian hari.

Manfaat yang bisa diperoleh dari mengetahui buta warna sejak dini adalah bisa meminimalisir kerugian waktu dan materi dengan mempersiapkan diri untuk terjun ke bidang yang tidak menuntut tes buta warna.

Cara Mengetahuai Seseorang yang Buta Warna


Bagaimana mendeteksi buta warna?

Seperti yang dikatakan di atas, tidak ada ciri-ciri fisik yang terlihat pada penderita buta warna.

Salah satu cara mengetahui seseorang buta warna atau tidak dengan melakukan tes buta warna metode Ishihara.

Tes buta warna metode Ishihara ini umumnya bagian dari tes MCU (Medical Check Up) sebagai salah satu syarat wajib untuk bergabung ke bidang-bidang tertentu, terutama bidang eksakta.

Tes Ishihara adalah tes yang menggunakan kumpulan lingkaran berwarna-warni berukuran tertentu yang di dalamnya terdapat pola tertentu. Tes Ishihara terdiri dari lembaran-lembaran yang biasa disebut juga "Plat Ishihara".

Lingkaran-lingkaran berwarna tersebut disusun sedemikian rupa dimana orang yang menderita buta warna tidak dapat melihat pola di dalamnya, sedangkan mata normal dapat melihatnya.

Tes Ishihara dibuat oleh seorang dokter militer bernama Dr. Shinobu Ishihara yang dibantu temannya yang adalah penderita buta warna parsial.

Tes Ishihara pertama kali dipublikasikan pada tahun 1917 di Jepang dan masih digunakan sampai saat ini di berbagai dunia.

Pekerjaan untuk Buta Warna


Bidang-bidang seperti kedokteran, kimia, militer, termasuk polisi dan tentara tertutup untuk orang yang menderita buta warna.

Masih banyak pekerjaan yang cocok untuk buta warna. Bidang-bidang tersebut seperti dalam bidang bisnis, hubungan internasional, akuntansi dan lain sebagainya.

Demikianlah sedikit perkenalan dari Mata Buta Warna tentang pengertian buta warna. Semoga informasi ini dapat bermanfaat!

Daftar Pustaka
  1. Purnamasari, Prasetya. 2015. TES BUTA WARNA METODE ISHIHARA BERBASIS KOMPUTER (KELAS XI JURUSAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 3 SEMARANG). Skripsi. Semarang: Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
  2. Wikipedia, "Buta Warna," Wikipedia Ensiklopedia Bebas. 2016.
  3. Yanuarita, Andri. 2011. Tes Buta Warna. Yogyakarta: Rona Publishing.
Posting Komentar