Buah Berbiji Mencegah Penyakit Jantung dan Diabetes
Buah berbiji seperti nektarin, plum, dan persik mengandung unsur bioaktif yang dapat melawan obesitas, resistansi insulin, hipertensi dan kadar kolestrol tinggi. Itulah temuan dari para peneliti di AS di Texas A & M University. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa senyawa dalam buah berbiji (stonefruit) bisa menjadi senjata untuk melawan sindrom metabolik sehingga mengurangi kemungkinan terkena penyakit jantung dan diabetes.
Dr. Luis Cisneros Zevallos, selaku pimpinan penelitian mengatakan “Studi kami menunjukkan bahwa buah berbiji, seperti buah nektarin, plum dan persik memiliki senyawa bioaktif yang berpotensi dapat melawan sindrome metabolik.”
“Pekerjaan kami menunjukkan bahwa senyawa fenolik yang hadir dalam buah-buahan ini memiliki properti antiobesitas, antiinflamasi dan antidiabetes dilini sel yang berbeda dan juga dapat mengurangi oksidasi kolestrol jahat (LDL) yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular.”
Sebagai informasi, buah berbiji (stone fruit) dalam botani adalah kelompok buah yang memiliki kulit dan daging buah mengelilingi sebuah biji atau kernel. Buah-buahan ini memilii karekteristik definitif berupa biji yang keras dan mengalami lignifikasi (berlubang), yang berasal dari dinding ovarium bunga. Selain nektarin, plum, dan persik, beberapa tanaman lain yang termasuk dalam kelompok buah ini adalah kopi, mangga, zitun, kurma, kelapa, kelapa sawit, almond, aprikot dan ceri.
Dalam studi mereka, para ilmuwan tersebut mengisolasi senyawa kimia tertentu dari nektarin, plum dan persik. Hasil dari kulturmsel menunjukkan bahwa keempat kelompok utama fitokimia – anthocyanin, asam klorogenat, quercetin, dan catechin bekerja secara langsung pada lemak, sel-sel makrofag, dan sel-sel pada dinding pembuluh darah. Zat-zat tanaman tersebut merubah aktivitas gen dan produksi protein sel-sel sehingga memiliki efek antiinflamasi, “kata Dr. Cisneros Zevallos yang juga merupakan seorang profesor di Texas A & M University.
Sejauh mana pengaruh mengkonsumsi buah persik dan buah berbiji lainnya terhadap sindrom metabolik dalam kehidupan nyata, masih belum jelas. Dalam langkah berikutnya, para peneliti ini akan menyelidiki mekanisme molekuler apa di belakang efek positif yang ditemukan. Mereka juga berencana untuk mengkonfirmasi temuan itu dalam percobaan pada tikus.
Di Negara Amerika Serikat, sebuah statisktik menunjukkan bahwa sekitar 30% dari populasi memiliki kelebihan berat badan atau obesitas dan trennya terus meningkat secara mengkhawatirkan. “Dalam beberapa tahun terakhir ini, obesitas telah menjadi perhatian utama karena masalah kesehatan yang terkait dengannya dan penyakit-penyakit yang dikenal senagai sindrome metabolik,” kata Cisneros Zevallos. Gaya hidup, kecendreungan genetik dan diet memainkan peranan besar dalam kecendrungan seseorang terhadap obesitas.