KAIN JARIK : Kelebihan, Kekurangan, Karakteristik, Jenis

"Kain Jarik lengkap dengan pengertian, kelebihan, kekurangan, karakteristik, jenis jenis kain jarik, motif, warna, penggunaan [LENGKAP]"

9 min read

Kain Jarik – Secara umum, istilah jarik (bahasa Jawa) digunakan untuk menyebut sebuah kain yang memiliki berbagai corak. Dalam kehidupan masyarakat tradisional Jawa, jarik digunakan dalam hidup sehari-hari. Jarik pun memiliki peran tersendiri dalam hidup. Pertama, jarik bisa digunakan sebagai simbol tingkatan hidup dan status sosial. Hal ini bisa dilihat dari motif jarik yang digunakan.


Kedua, jarik juga bisa melambangkan dari mana seseorang berasal. Hal ini dikarenakan motif jari yang ada berbeda tergantung daerah. Setiap daerah di Jawa memiliki corak batik masing-masing. Sekarang, jarik bukan hanya menjadi pakaian saja, namun juga merupakan koleksi dengan nilai seni tinggi.


Daftar Isi


Sejarah Kain Jarik

Fungsi Kain Jarik di Masa Lalu dan Sekarang

Pemakaian Kain Jarik Pada Masa Kini

Perbedaan Kain Jarik Gaya Solo dan Yogyakarta

Cara Memakai Kain Jarik untuk Wanita

Cara Memakai Kain Jarik untuk Pria

Apa itu Wiru pada Kain Jarik ?

Kain Jarik dan Motif Batik

Ide Padu Padan Kain Jarik

Sejarah Kain Jarik

Kain Jarik

Kain Jarik

Jarik adalah kain khas Indonesia yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat di Pulau Jawa. Sedekat itu, hingga jarik menjadi suatu “kerata basa” atau singkatan dari kalimat “aja gampang sirik” yang berarti jangan mudah iri hati.


Jarik banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam masyarakat yang memegang teguh adat. Jika dikenakan oleh seorang perempuan maupun laki-laki, mereka akan berjalan kaki dengan lebih sopan dan berhati-hati serta terkesan lebih anggun. Namun di zaman modern, jarik lebih banyak dipakai pada acara tertentu atau saat ada hari peringatan.


Fungsi Kain Jarik di Masa Lalu dan Sekarang

Kain Jarik

Kain Jarik

Sebelum adanya berbagai peralatan yang khusus dibuat untuk tujuan tertentu, jarik banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Beberapa di antaranya adalah sebagai pakaian, alas tempat tidur bayi, gendongan bayi, hingga penutup untuk jasad orang.


Perempuan yang baru saja melahirkan juga dianjurkan memakai jarik agar posisi tubuhnya tidak bergerak banyak sehingga proses pemulihan bisa berlangsung lebih cepat. Di pedesaan, jarik juga digunakan untuk penutup tubuh saat para wanita mandi di sungai.


Saat ini memang sudah banyak alat yang dikhususkan untuk kebutuhan tertentu, namun bagi sebagian masyarakat, jarik tetap merupakan yang paling nyaman digunakan. Biasanya jarik lebih halus di kulit, juga bayi bisa lebih nyaman saat digendong karena kain pembuat jarik cenderung fleksibel. Sifat lentur ini akan mengikuti bentuk tubuh bayi sehingga tidak merasa tertekan.


Pemakaian Kain Jarik Pada Masa Kini

Kain Jarik

Kain Jarik

Kain jarik pada umumnya memiliki ukuran sekitar 2.1 x 1.5 meter. Motif yang ada pada setiap kain jarik juga berbeda-beda, tergantung maksud pemakaian atau status sosial pengguna.


Namun pada masa kini, fungsi jarik sudah banyak berubah. Jarik tak lagi memiliki peran se-sakral dahulu. Saat ini, jariklebihbanyak digunakan untuk pelengkap busana kebaya, dijadikan selendang, atau dijadikan sandangan lain seperti baju atau rok.


Perbedaan Kain Jarik Gaya Solo dan Yogyakarta

Kain Jarik

Kain Jarik

Ketika kita menghadiri suatu acara seperti kondangan, kita sering melihat para penyambut tamu atau petugas yang ada menggunakan kebaya lengkap. Namun sadarkah Anda, bahwa ada beberapa perbedaan yang tidak terlalu mencolok? Ada jarik yang berwarna hitam putih, ada juga yang dominan berwarna kuning dan cokelat.


Sejarahnya, hal ini terjadi karena pecahnya kesultanan antara Yogyakarta dan Surakarta. Setelah adanya perjanjian Giyanti yang memisahkan antara dua kerajaan ini, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (Yogyakarta) dan Kasunanan Surakarta memiliki ciri khas masing-masing, tak terkecuali dalam hal pakaian khususnya motif batik dan jarik.


Pada motif batik jarik Yogyakarta, warna yang dominan adalah hitam dan putih. Bagian pinggiran jarik biasanya berwarna putih. Lain halnya dengan batik atau jarik Surakarta yang dominan berwarna cokelat dan kuning. Warna adalah perbedaan antara jarik Yogyakarta dan Surakarta yang paling mendasar.


Selain warna, yang membedakan jarik Yogyakarta dan Surakarta adalah cara pemakaiannya. Dalam pemakaian jarik, dikenal istilah wiru atau lipatan pada bagian pinggir jarik. Pada pemakaian jarik gaya Yogyakarta, bagian ujung jarik berwarna putih harus terlihat. Sedangkan dalam jarik gaya Surakarta, bagian pinggir jarik berwarna kuning tidak boleh terlihat.


Cara membuat wiru adalah seperti melipat kertas membentuk kipas. Bagian pinggir dari jarik dilipat demikian. Semakin banyak lipatannya, semakin cantik pula sebuah jarik terlihat. Biasanya, jumlah wiru adalah ganjil yaitu 3, 5, atau 7. Untuk ukuran pun berbeda antara untuk wanita dan pria. Wiru untuk wanita berukuran 2 jari, sedangkan wiru pada jarik pria berukuran 3 jari.


Cara Memakai Kain Jarik untuk Wanita

Kain Jarik

Kain Jarik

Pertama, posisikan kaki kanan di depan kaki kiri atau seperti hendak melangkah. Tujuannya agar setelah dibalut dengan kain jarik, Anda masih bisa berjalan dengan nyaman seperti biasanya.


Setelah itu, mulai lilitkan kain jarik dari arah kiri. Pada saat pertama kali dililitkan, kainjarik harus ditarik dengan kencang atau dilipat membentuk segitiga agar saat digunakan nanti, kainjarik tidak bersisa di bagian dalam dan membuat Anda tidak nyaman. Selain itu, pemakaian jarik harus kencang agar lekuk tubuh bisa terlihat indah.


Posisikan kain jarik agar wiru (lipatan yang tadi dibuat) jatuh tepat di tengah kedua kaki. Jangan lupa, pemakaian jarik harus menutupi bagian mata kaki. Setelah Anda selesai memakai jarik dengan baik, ikat dengan tali lalu pakai bagian busana lain seperti stagen, kebaya, dan lain-lain.


Cara Memakai Kain Jarik untuk Pria

Kain Jarik

Kain Jarik

Berbeda dengan pemakaian jarik wanita, pemakaian jarik pria dimulai dengan merenggangkan kaki senyamannya. Setelah merenggangkan kaki hingga terasa nyaman, lilitkan kain jarik dimulai dari arah kanan. Pemakaian kain jari juga harus tetap ditarik pada awalnya, namun tak perlu terlalu kencang hal ini dimaksudkan agar nantinya bagian dalam tetap terasa nyaman.


Hal yang sama seperti pemakaian jarik wanita adalah posisi wiru yang dibuat jatuh di tengah kedua kaki. Namun pada jarik untuk pria, mata kaki tidak perlu tertutup. Cukup 5 sentimeter di atas mata kaki. Selain itu, pemakaian jarik boleh agak longgar, tak seperti pada wanita yang harus mengikuti bentuk tubuh.


Apa itu Wiru pada Kain Jarik ?

Kain Jarik

Kain Jarik

Wiru atau juga disebut dengan wiron adalah istilah untuk lipatan kain yang dibuat di salah satu ujung jarik pada saat digunakan untuk pakaian. Jumlah wiru biasanya ganjil. Wiru dibuat dengan cara melipat ujung kain seperti pembuatan kipas kertas (dilipat kecil-kecil secara vertikal). Setiap lipatan harus dibuat tegas dan kuat agar tidak lepas saat jarik digunakan.


Setelah jumlah wiru yang diinginkan tercapai, kain harus dijepit menggunakan klip penjepit khusus agar tetap rapi ketika Anda menyimpan atau menggunakannya. Di masa lalu, hampir semua orang bisa membuat sendiri wiru pada jarik yang akan mereka gunakan. Keterampilan ini menjadi kewajiban tersendiri bagi para wanita.


Namun karena zaman sudah berubah, kini kain jarik yang digunakan pada umumnya sudah dilipat sehingga lebih praktis saat akan digunakan. Namun tak ada salahnya jika Anda ingin belajar membuat wiru sendiri, karena selain melestarikan budaya, pembuatan wiru juga bisa melatih kesabaran dan ketelitian.


Kain Jarik dan Motif Batik

Kain Jarik

Kain Jarik

Dari ratusan motif batik yang ada dan jumlahnya semakin bertambah, beberapa motif di bawah ini adalah yang paling populer. Motif-motif berikut bisa ditemukan pada jarik. Jika mengharapkan hal seperti yang ada pada makan batik, Anda pun bisa mengenakan jarik dengan motif tersebut.


1. Sekar Jagad

Motif batik yang berasal dari Yogyakarta ini memiliki makan cantik dan indah sehingga siapa pun yang melihat motif batik ini akan terpesona. Selain itu, ada juga yang mengartikan motif sekar jagad sebagai himpunan pulau-pulau karena “kar jagad” dalam bahasa Jawa berarti peta dunia. Karena arti “cantik dan indah” yang dimilikinya, Anda bisa menggunakan jarik dengan motif ini untuk tampil lebih anggun.


2. Sidomukti MAgetan

Motif yang ini memiliki asal dari Kabupaten Magetan. Gambar dasarnya merupakan pohon bambu. Seperti halnya motif batik lainnya, motif ini bisa ditemukan dalam upacara adat maupun acara resmi lain. Makannya sendiri adalah mendapatkan ketenangan lahir dan batin.


3. Batik Jepara

Dalam batik Jepara, ada dua golongan motif yaitu motif lama dan motif baru. Motif lama biasanya memiliki pola warna dominan hitam serta memiliki unsur flora dan fauna. Selain itu, bisa juga ditemukan unsur ulir hijau.


Berbeda dengan motif baru yang memiliki lebih banyak variasi serta unsur seni yang lebih modern. Kreativitas pengrajin batik biasanya terlihat pada motif baru. Karena berasal dari Jepara yang merupakan tempat kelahiran R. A. Kartini, Batik Jepara juga dikenal dengan sebutan batik Kartini.


4. Batik Solo

Selain nama ini, batik Solojuga dikenal dengan nama Batik Sogan. Warna yang umum ditemukan mendominasi jarik bermotif batik Solo adalah cokelat kemerahan. Kebanyakan batik Solo masih menggunakan pewarna berbahan alami. Arti dari motif yang ditemukan pada batik Solo adalah ketenangan, karena motifnya menggambarkan gelombang yang ada di Sungai Bengawan Solo.


5. Sidoasih

Jarik yang digunakan pasangan pengantin adat Jawa biasanya memiliki motif Sidoasih karena arti dari motif ini adalah hidup berumah tangga yang dipenuhi dengan kasih sayang. Secara luas, arti dari batik ini adalah kasih sayang antar manusia dan sesama makhluk hidup.


6. Kawung

Motif kawung adalah salah satu motif tertua yang ada di Indonesia. Motif ini merupakan ilustrasi dari buah kawung atau buah aren. Walaupun dahulu motif ini hanya boleh digunakan oleh para anggota keluarga kerajaan dan sekitarnya, sekarang motif ini sudah banyak ditemukan di kalangan umum.


Hal ini bukan tanpa sebab. Motif kawung sendiri terlihat seperti rangkaian empat buah oval dengan satu pusat, di mana pusat ini bisa diartikan sebagai pusat kekuasaan.


7. Truntum

Legenda yang melatarbelakangi lahirnya motif batik ini menyentuh hati. Alkisah, Raja Pakubuwono membuat istri beliau sedih karena ingin menikah dengan salah satu selirnya demi mendapatkan keturunan. Karena hal ini, Ratu Beruk (sang permaisuri) pergi bertapa dan akhirnya mendapatkan ilham untuk melukis motif ini sehingga sang Raja mengurungkan niatnya.


Motif Truntum sering ditemukan pada jarik orangtua yang menikahkan putra-putri mereka. Makan dari batik ini adalah cinta tulus tak bersyarat, serta semakin berkembang seiring dengan waktu.


8. Mega Mendung

Motif batik ini berasal dari Cirebon. Polanya berbentuk seperti awan serta umumnya memiliki warna gelap seperti merah, hijau, atau biru tua. Karena merupakan motif khas daerah Cirebon, jangan lupa membeli jarik dengan motif mega mending jika Anda berkunjung ke Cirebon.


9. Parang

Parang adalah salah satu batik tertua asal Jawa yang memiliki arti pantang menyerah. Motifnya terlihat seperti ombak sehingga diharapkan sang pemakai akan memiliki semangat seperti ombak di laut yang tak akan pernah berhenti bergerak tak peduli halangan apa pun yang ada di depannya. Motif parang terbagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu parang rusak, parang kusumo, parang baring, parang kecil, parang klitik, dan parang slobog.


Pada zaman dahulu, motif parang tidak boleh dipakai oleh sembarang orang. Misalnya, parang baring hanya boleh digunakan oleh seorang raja pada momen-momen tertentu. Berbeda dengan sekarang, semua orang sudah boleh menggunakan motif parang. Anda bisa mengenakan batik dengan motif parang untuk menambah kesan gagah.


10. Parang rusak

Sebagai salah satu varian dari motif parang, parang rusak memiliki arti perlawanan manusia yang melawan kejahatan. Jika digunakan dalam busana, pengguna motif parang diharapkan bisa melawan godaan hal buruk sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat dalam hidup.


11. Sidoluhur

Jarik dengan motif ini biasanya digunakan oleh mempelai wanita pada malam sebelum acara pernikahan. Makan dari motif ini sendiri yaitu mengharapkan pemakainya mencapai kedudukan yang lebih tinggi sehingga bisa menjadi panutan dalam masyarakat.


12. Tambal

Sesuai dengan namanya, motif batik ini bermakan menambal atau memperbaiki sesuatu yang rusak. Dalam adat jawa, kain ini dipercaya bisa menyembuhkan orang yang sedang sakit. Karena itulah, kain jarik dengan motif tambal digunakan untuk menutupi tubuh orang yang sedang sakit agar lekas pulih kembali.


13. Ceplok

Motif ceplok tersusun dari beberapa bentuk yang geometris. Biasanya motif yang ada adalah bintang, mawar, atau bentuk-bentuk kecil dengan susunan yang simetris.


14. Cuwiri

Kata “cuwiri” sendiri memiliki arti “kecil-kecil”. Biasanya, jarik dengan motif batik cuwiri digunakan saat upacara mitoni atau tujuh bulan kandungan.


15. Batik Malang

Jika Anda menyukai batik dengan warna yang lebih cerah, maka jarik dengan motif batik Malang bisa menjadi pilihan. Biasanya batik ini didominasi warna merah, biru, dan putih serta memiliki banyak simbol khas kota Malang.


Ide Padu Padan Kain Jarik

Kain Jarik

Kain Jarik

Pada zaman modern ini, kain jarik tak meluluharus dipasangkan dengan kebaya. Bahkan jika diharuskan memakai kebaya pun, Anda bisa memilih kebaya modifikasi yang terlihat modis. Di bawah ini, temukan beberapa padu padan kain jarik dan atasan yang akan membuat Anda terlihat semakin memesona.


Padukan rok jarik berwarna cokelat dengan atasan peplum warna putih untuk kontras warna yang menawan.

Pilih jarik berbentuk rok pensil berwarna cerah, lalu padukan dengan atasan berwarna hitam untuk terlihat lebih langsing.

Pasangkan jarik berwarna gelap dengan blazer untuk mendapatkan tampilan yang sopan, namun tetap fashionable.

Jika Anda menyukai atasan yang longgar, anda bisa memilih salah satu yang tidak bermotif dan pasangkan dengan jarik bermotif cantik.

Kain jarik juga bisa dipadukan dengan kemeja putih polos.

Jika Anda memakai jarik yang lumayan ketat, padukanlah dengan atasan yang memiliki lengan batwing.

Atasan dengan aksen renda pun cocok dipadukan dengan segala jenis kain jarik.

Tak ingin repot saat harus pergi ke acara yang harus menggunakan kain jarik? Cukup pilih atasan dengan sedikit aksen, lalu gunakan kain jarik dengan warna senada.

Beberapa orang mungkin akan menganggap kain jarik merupakan kain yang tradisional jika dibandingkan dengan jenis kain-kain lainnya. Namun, di era yang modern ini, anda juga bisa menemukan beberapa mode pakaian dengan menggunakan jarik dan sudah disesuaikan dengan mode pada zaman sekarang.

Posting Komentar