Mitos dan Fakta Mengkonsumsi Susu dan Dampaknya Bagi Tubuh

6 min read
Mitos dan Fakta Mengkonsumsi Susu Dan Dampaknya Bagi Tubuh

Susu memang memiliki banyak manfaat dan efek untuk tubuh. Namun manfaat dan efek susu ini lebih banyak kenal sebagai mitos oleh masyarakat.Nah, diantara beberapa mitos tersebut berikut ini adalah yang paling populer. Mitos-mitos tersebut disertai dengan penjelasan mengenai faktanya.


Mitos dan Fakta Mengkonsumsi Susu Dan Dampaknya Bagi Tubuh

Berikut beberapa mitos dan fakta mengkonsumsi susu dan dampaknya bagi tubuh, antara lain:

1. Susu Sapi Bisa Memperkuat Tulang

Dari sejak dulu, susu sapi dianggap sebagai sumber kalsium yang utama. Karena itu, banyak pula yang percaya bahwa susu baik bagi kesehatan tulang. Bahkan, susu sering kali dikatakan dapat mencegah osteoporosis atau keroposan tulang. Namun benarkah anggapan tersebut?

Susu sapi memang mengandung kalsium yang baik bagi tubuh. Kalsium juga memang baik bagi tulang. Akan tetapi cara kerjanya tidak semata-mata diksonsumsi kemudian tulang kta menjadi sehat dan kuat.

Mekanisme tubuh kita ternyata tidak sesederhana yang kita bayangkan. Mari kita simak penjelsan berikut agar menjadi lebih jelas.

Tubuh kita sejatinya bersifat alkaline atau basa. Oleh karena itu, setiap kali kita mengkonsumsi sesuatu yang bersifat asam, tubuh akan menetralisirnya.

Cara menetralisirnya dengan membiarkan makanan tersebut menyerap kalsium dalam tubuh. Nah, susu dan makanan yang berprotein tinggi termasuk makanan yang bersifat asam.

Akibatnya, untuk menetralisir susu yang kita konsumsi kita telah kehilangan kalsium dalam tubuh. Alih-alih memperkuat tulang, susu sapi justru membuat tulang kita semakin rapuh.

Sedangkan untuk memperkuat tulang sendiri dianjurkan kita mengkonsumsi makanan yang bersifat basa. Kebanayakan makanan yang bersifat basa adalah sayuran dan buah-buahan.

Dengan memperbanyak makanan yang bersifat basa kita tidak akan kehilangan kalsium dari tulang.Tinggal pilih saja makanan basa yang banyak mengandung kalsium, misalnya wijen.

Wijen memiliki kandungan kalsium 10 x lebih banyak dari susu sapi. Tapi wijen termasuk kedalam makanan yang bersifat basa. Tentunya hal ini lebih efektif dalam memperkuat tulang  dibandingkan dengan mengkonsumsi susu sapi.

2. Susu Mengobati Osteoporosis

Osteoporosis menjadi salah satu penyakit yang menakutkan bagi sebagian orang. Bayangan bahwa tulang tidak lagi kuat untuk menopang tubuh kita bahkan berjalanpun harus menggunakan bantuan tongkat atau kursi roda sungguh suatu hal yang tidak menyenangkan.

Biasanya kemudian banyak orang mengkonsumsi banyak susu untuk mencegah dan mengobati osteoporosis. Padahal, seperti yang sudah dibahas diatas, hal tersebut salah besar.

“Osteoporosis atau keropos tulang bukan sebuah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalsium. Namun osteoporosis disebabkan oleh hilangnya kalsium dari dalam tulang.”

Kehilangan kalsium ini sendiri disebabkan oleh proses penetralan makanan oleh tubuh kita. Tubuh kita ini sebenarnya bersifat basa. Sedangkan kebanyakan makanan yang berprotein bersifat asam. Nah, untuk menetralkan makanan yang bersifat asam tersebut tubuh mengambil kalsium dari dalam tulang.

Dari kehilangan kalsium inilah yang membuat kita mengalami osteoporosis. Jadi, sebanyak apapun kita mengkonsumsi susu sapi tidak akan bisa mengobati osteoporosis. Sebaliknya mengkonsumsi susu justru bahkan bisa membuat membuat osteoporosis karena sifatnya yang asam. Nah, jika kita ingin mengobati osteoporosis sebaiknya kita mengkonsumsi makanan yang bersifat basa dan mengandung kalsium.

Beberapa makanan yang bersifat basa dan mengandung kalsium adalah wijen, almond, ASI, selada air dan masih banyak lagi. Nah, makanan-makanan ini bisa membantu mencegah dan juga mengobati osteoporosis. Makanan tersebut jauh lebih baik dan berguna dibandingkan dengan susu sapi.

3. Susu Akan Membuat Badan Gemuk

Banyak sekali mitos mengenai susu dan efeknya bagi tubuh. Salah satunya adalah susu bisa menyebabkan kegemukan. Hal ini dipercaya karena susu mempunyai kandungan karbonhidrat dan lemak yang tinggi. Ini juga banyak orang kemudian malas meminumnya.

Padahal sebenarnya tidak semua susu memberikan efek kegemukan tersebut. Misalnya saja pada ASI. Karena kandungannya memang cocok dan mudah di cerna untuk tubuh maka ASI tidak akan menyebabkan kegemukan.

Lain haknya dengan susu sapi. Susu sapi memiliki kandungan lemak yang tinggi. Parahnya lagi, lemak dalam susu sapimemiliki rantai yang panjang sehingga tidak mudah dicerna oleh tubuh.

Akibatnya, lemak tersebut menumpuk pada tubuh dan menjadi lemak. Inilah yang menyebabkan kegemukan.

Namun beda halnya dengan susu kambing. Susu kambing juga memiliki lemak yang tinggi. Bedanya dengan susu sapi, susu kambing rantai proteinnya lebih sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh. Sehingga tidak banyak lemak yang kemudian menumpuk pada tubuh.

Sedangkan pada susu kedelai dan susu almond, kandungan lemaknya jauh lebih sedikit dibandingkan susu sapi dan susu kambing. Jadi, jenis susu ini dipercaya tidak akan menyebabkan penumpukan lemak dan kegemukan pada tubuh manusia.

Oleh karena itu susu nabati dianggap lebih cocok untuk orang-orang yang tidak ingin berat badannya naik.

4. Susu Menyebabkan Kanker

Beberapa tahun belakangan manfaat susu sudah mulai diragukan oleh masyarakat. Bahkan ada sebagian orang menyebutkan bahwa susu bisa menyebabkan penyakit kanker. Terdengar mengerikan sekali, lalu bagaimana sebenarnya kebenaran mitos tersebut?

Mitos ini sebenarnya berawal dari tahun 1993 ketika Food and Drugs Administration (FDA), badan pengawas makanan dan obat milik Amerika Serikat, menyetujui departemen peternakan untuk menggunakan hormon pertumbuhan (rBGH) pada hewan ternak. Dengan begitu, diharapkan produksi susu sapi meningkat dengan pesat sehingga harga susupun bisa ditekan.

Namun ternyata hal tersebut yang menimbulkan kontroversi. Karena faktanya, rBGH meningkatkan konsentrasi hormon insulin-like growth factor(IGH) dalam susu. Hormon tersebut merupakan hormon yang terkait dengan kanker.

Inilah yang kemudian muncul mitos bahwa susu sapi bisa menyebabkan kanker. Namun pada kenyataanya, hal tersebut tidaklah benar. Ini karena hormon rBGH dan IGF tidak serta merta menimbulkan efek jika dikonsumsi secara oral.

Kedua hormon tersebut baru akan menimbulkan efek jika disuntikkan kedalam tubuh. Jadi bisa dikatakan mengkonsumsi susu sapi tidak akan menimbulkan kanker.

Meski begitu, karena alasan persoalan etika akhirnya penggunaan hormon rGBH pada ternak kemudian dilarang. Selain untuk meredam kecemasan dalam masyarakat ketika mengkonsumsi susu sapi, sebuah penelitian menyebutkan pemberian hormon pada ternak bisa membuat ternak rentan terhadap penyakit.

5. Susu Sapi Menyebabkan Diare

Susu sapi memang terbukti memiliki kandungan yang bermanfaat bagi manusia. Namun banyak juga yang menyebutkan susu sapi menyebabkan alergi. Salah satu gejalanya adalah diare. Sebagian orang menyebutkan bahwa mengkonsumsi susu sapi bisa menyebabkan diare.

Faktanya, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Memang bagi beberapa orang, mengkonsumsi susu sapi bisa menyebabkan efek tertentu, seperti diare. Biasanya, yang mengalami keluhan ini adalah anak-anak. Tapi tidak jarang halini dialami oleh orang dewasa.

Gejala yang terjadi setelah mengkonsumsi susu sapi ini bisa jadi karena intoleransi laktosa. Tapi tidak bisa dipastikan setiap orang yang mengalami gejala yang sama juga memiliki penyebab yang sama. Jika gejala tersebut baru terjadi sekali mungkin saja hal tersebut disebabkan oleh faktor lain.

Tapi apabila gejalanya sudah sangat mengkhawatirkan ada baiknya kita segera memeriksakan diri ke dokter. Terutama jika hal ini terjadi pada anak-anak.

Daya tahan tubuh anak yang lemah membuatnya perlu perhatian khusus ketika mengalami diare akibat susu. Jika sudah ada diagnosis dokter yang memang menyebutkan diare tersebut disebabkan oleh intoleransi laktosa, ada baiknya kita menghentikan konsumsi susu sapi.

Kita bisa mengganti susu yang kita konsumsi dengan susu kambing atau kedelai. Tapi jika tidak menyukai keduanya kita bisa berhenti minum susu. Seperti yang telah kita bahas diatas, susu yang paling cocok di konsumsi manusia adalah ASI. Jadi ada baiknya kita tidak mengkonsumsi jenis susu lainnya. Manfaat seperti kalsium dan lainnya bisa kita dapat dari bahan makanan lainnya seperti sayur dan buah.

6. Susu Kedelai Menurunkan Jumlah Sperma

Apakah Anda pernah mendengar mitos kedelai dapat menyebabkan kemandulan pada pria?. Mitos tersebut menyebutkan bahwa kedelai bisa menurunkan jumlah sperma pada pria. Hal tersebut kemudian menyebabkan seorang pria sulit untuk mendapatkan keturunan.

Nah, karena mitos ini kemudian banyak para pria yang membatasi konsumsi produk-produk yang terbuat dari bahan kedelai. Salah satunya adalah susu kedelai.

Tapi apakah benar susu kedelai bisa menurunkan jumalh sperma pada pria? nyatanya, mitos tersebut memang benar.

Sebuah penelitian yang dibuat dalam jurnal Human Reproduction, menyatakan bahwa konsumsi makanan yang mengandung kedelai dalam jumlah sedang dapat menurunkan konsentrasi sperma seorang pria.

“Tercatat ada penurunan sekitar 42 juta sperma per mililiter semen bila pria menhgkonsumsi satu porsi makanan kedelai setiap dua hari”

Memang penurunan jumlah sperma tersebut tidak serta merta membuat sorang pria jadi mandul. Namun faktanya penurunan jumlah sperma memberikan dampak yang signifikan dalam reproduksi pria. tentu saja hal ini perlu diwaspadai oleh pria yang sedang berencana memiliki ketrurunan.

Selain menurunkan jumlah sperma, konsumsi kedelai pada pria bisa menjadi awal pemicu disfungsi ereksi. Penelitian ini menyebutkan bahwa yang membuat kedelai tidak baik dikonsumsi pria adalah kandungan senyawa esterogen-nya.

Senyawa ini membuat kandungan esterogen pada pria semakin meningkat sehingga terlihat jauh lebih feminim.

Untuk itu sebaiknya bagi Anda para pria, mengurangi asupan makanan berbahan dasar kedelai. termasuk membatasi konsumsi susu kedelai.

Jika memang Anda inginb mengkonsumsinya, bisa diimbangi dengan rutin mandi air dingin. Air dingin dipercaya mampu meningkatkan produksi jumlah sperma.

Posting Komentar